Hingga sekarang tidak ada yang tahu pasti siapa sebenarnya
Nabi Khidir AS
Sosok manusia
suci ini masih menjadi perdebatan, dia seorang Nabi atau Waliyullah. Tetapi
mengapa Allah SWT menyuruh Nabi Musa AS. untuk berguru kepadanya. Dan mengapa
pula Allah SWT memerintahkan Nabi Khidir untuk berguru kepada Abu Hanifah.
Bukti bahwa Nabi Khidir As. masih hidup adalah:
- Sayyidina Ali Ra. yang melihat Nabi Khidir As. berada di Ka’bah.(Inayatul Muftaqir halaman 52. )
- Al-Mursyi, murid Syaikh Abul Hasan asy-Syadzili mengatakan: “Nabi Khidir As. masih hidup, dan aku benar-benar telah bersalaman dengan tanganku ini. Pernah suatu hari Nabi Khidir As. mendatangiku dan beliau mengenalkan diri dan aku minta supaya diberi tahu tentang arwah-arwah orang muslim, apakah disiksa atau diberi nikmat? Andai datang kepadaku seribu ahli fikih dan mendebatku bahwa Nabi Khidir As. telah wafat, maka aku tidak akan mengikuti pendapat mereka.” (Al-Madrasah asy-Syadziliyyah halaman 186 )
- Abul Hasan asy-Syadzili yang bertemu Nabi Khidir As. di padang Aidzab. (An-Nafahat asy-Syadziliyyah halaman 280.)
- ‘Umar bin Sinan mengatakan: “Kami berpapasan dengan Ibrahim al-Khawwash, aku berkata kepadanya: ‘Ceritakanlah kepada kami hal yang paling menakjubkan yang engkau lihat dalam perjalananmu!’ Ibrahim menjawab: ‘Aku bertemu dengan Nabi Khidhir As. dan minta untuk menemaniku dalam perjalanan, lalu aku khawatir malah merusak sifat tawakalku (kepada Allah) dengan merasa nyaman bersama dia, maka kemudian aku berpisah dengannya.” ( Risalah al-Qusyairiyyah halaman 166. )
- Bisyr al-Hafi menceritakan: “Aku mendengar Bilal al-Khawwash berkata: ‘Satu waktu aku berada di Padang Tih Bani Isra’il. Tiba-tiba seorang laki-laki menemaniku berjalan, dan aku keheranan. Kemudian aku diberi ilham oleh Allah bahwa laki-laki tersebut adalah Nabi Khidir As. Kemudian aku bertanya kepada laki-laki tesebut: ‘Demi kebenaran Allah yang haq siapakah saudara?’ Laki-laki tersebut menjawab: ‘Aku saudaramu, Khidir.’ Lalu aku katakan: ‘Aku bermaksud bertanya kepadamu?’ ‘Bertanyalah!’ jawab Khidhir. Lalu Bilal bertanya: ‘Bagaimana pendapat engkau tentang asy-Syafi’i ra.?’ Khidir menjawab: ‘Dia laki-laki yang shiddiq …’” (Ibid. halaman. 405.)
Bahkan ada suatu legenda menarik dalam kalangan masyarakat jawa, bahwa
lakon wayang Dewa Ruci tak lain adalah pertemuan antara Sunan Kalijaga dengan
Nabi Khidir di tengah Samudra. Konon Nabi Khidir masih hidup hingga akhir zaman
nanti.
Dinamakan Khidir (hijau) karena dimana dia
berada maka tempat di sekitarnya menjadi hijau (Ibnu Asakir dari Mujahid). Dan
apabila Khidir duduk di atas jerami yang sudah kering, maka jerami itu akan
berubah menjadi hijau kembali (HR.Imam Bukhari). Khidir adalah nama seorang
anak cucu Adam AS yang taat beribadah kepada Allah SWT dan ditangguhkan ajalnya
hingga akhir zaman (Riwayat Ibnu Abbas). Bahwa sososk insal kamil bernama
Khidir itu berumur panjang dan masih hidup sampai saat ini dan masih diyakini
sebagian besar kaum muslimin pada umumnya, khususnya umat islam tradisional di
Indonesia.
Kisah-kisah
tentang Nabi Khidir AS ini terus menarik perhatian semua orang karena
keistimewaannya. Berikut ini kami sampaikan ulasan tentang kisah asal mula Nabi
Khidir di karuniai umur panjang, walaupun semua itu tidak terlepas dari kehendak
Allah SWT. Kisah ini diriwayatkan oleh Ats-Tsa’labi dari Imam Ali RA. Kisah
bermula dari Raja Iskandar Zulkarnain yang di barat disebut The Great Alexander
(Iskandar yang angung). Sebutan ini diberikan kepada Raja Iskandar Zulkarnain
karena beliau adalah seorang kaisar yang mampu menaklukan dunia barat dan
timur. Beliau ditakuti dan disegani oleh teman maupun lawan di seluruh dunia
pada zamannya. Walaupun demikian tidak menjadikannya sombong, beliau adalah
salah seorang Raja yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT.
Pada saat Raja
Iskandar Zulkarnain pada tahun 322 SM berjalan diatas bumi menuju ke tepi bumi
(istilah ke tepi bumi ini disebut orang sebelum Columbus menemukan benua
Amerika pada tahun 1492 Pada saat itu anggapan orang bahwa bumi tidak bulat).
Allah SWT mewakilkan salah satu malaikatnya yang bernama Rafi’il untuk
mendampingi Raja Iskandar Zulkarnain.
Ditengah
perjalanan mereka berbincang-bincang. Raja Iskandar Zulkarnain berkata kepada
malaikat Rafa’il ”Wahai malaikat Rafa’il
ceritakanlah kepadaku tentang ibadah para malaikat dilangit.”
Malaikat Rafa’il berkata: “Ibadah
para malaikat dilangit diantaranya ada yang berdiri tidak mengangkat kepalanya
selama-lamanya.” Mendengar keterangan ini Raja tercengang. Dalam benaknya
timbul keinginan untuk bisa melakukan hal yang sama seperti para malaikat,
niatnya hanya satu agar dapat beribadah kepada Allah SWT. Kemudian Raja
berkata: “Alangkah senangnya seandainya
aku hidup bertahun-tahun dalam beribadah kepada Allah SWT.”
Lalu malaikat
Rafa’il berkata: “Sesungguhnya Allah SWT
telah menciptakan sumber air di muka bumi, namanya Ainul Hayat yang artinya
sumber air hidup, maka barang siapa yang meminumnya seteguk, maka tidak akan
mati sampai hari kiamat atau hingga ia memohon kepada Allah SWT agar supaya
dimatikan.” Kemudian Raja bertanya kepada malaikat Rafa’il: “Apakah kau tahu tempat Ainul Hayat itu?”
Malaikat Rafa’il menjawab: “bahwa
sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di bumi yang gelap.” Setelah Raja
mendengarkan keterangan dari malaikat Rafa’il tentang Ainul Hayat, maka Raja
segera mengumpulkan Alim Ulama pada zaman itu.
Raja bertanya
kepada mereka tentang Ainul Hayat itu, tetapi mereka ,menjawab: ”Kita tidak tahu kabarnya.” Namun
seseorang alim diantara mereka menjawab: ”sesungguhnya
aku pernah membaca didalam wasiatnya Nabi Adam AS, bahwa beliau berkata
sesungguhnya Allah SWT meletakkan Ainul Hayat di bumi yang gelap.” “Dimanakah
tempat bumi gelap itu?” Tanya Raja. Seorang alim menjawab: ”Yaitu ditempat keluarnya matahari.
Kemudian Raja
bersiap-siap untuk mendatangi tempat itu, lalu Raja bertanya kepada sahabatnya “kuda apa yang sangat tajam penglihatannya
diwaktu gelap.” Para sahabat menjawab: ”Yaitu
kuda betina yang perawan.” kemudian raja mengumpulkan 1000 ekor kuda betina
yang masih perawan, lalu raja memilih diantara tentaranya yang sebanyak 6000
orang yang dipilih adalah yang cendikiawan dan yang ahli cambuk.
Diantara mereka
adalah Nabi Khidir AS. Bahkan beliau menjabat sebagai Perdana Menteri. Kemudian
kemudian berjalanlah mereka dan Nabi Khidir AS berjalan didepan pasukannya.
Setelah menempuh perjalanan yang jauh, akhirnya mereka tahu bahwa tempat
keluarnya matahari itu tepat berada pada arah kiblat.
Kemudian mereka
menempuh perjalanan selama 12 tahun hingga mencapai di tepi bumi tempat yang
gelap itu. Ternyata gelapnya itu memancar seperti asap, bukan seperti gelapnya
di waktu malam. kemudian seorang yang sangat cendikiawan mencegah raja masuk
ketempat gelap itu dan tentara-tentaranya berkata kepada raja “Wahai raja sesungguhnya raja-raja terdahulu
tidak ada yang masuk kedalam tempat gelap ini karena tempat yang gelap ini
sangat berbahaya.” Lalu raja berkata “kita
harus memasukinya, “tidak boleh tidak” kemudian ketika raja masuk, mereka
semua membiarkannya. Siapakah yang berani yang membantah maharaja yang sangat
disegani di dunia barat dan timur.
Kemudian raja
berkata kepada para pasukannya “Diamlah,
tunggulah kalian disini selama 12 tahun, jika aku datang kepada kalian dalam
masa 12 tahun itu, maka kedatanganku dan menunggu kalian termasuk baik, dan
jika aku tidak datang dalam 12 tahun, maka pulanglah kalian ke negeri kalian.”
Lalu Raja Iskandar Zulkarnain bertanya kepada malaikat Rafa’il “Apabila kita melewati tempat yang gelap
ini, apakah kita dapat melihat kawan-kawan kita?” “Tidak bisa kelihatan” jawab
malaikat Rafa’il. “Akan tetapi aku akan
memberimu sebuah mustika, jika mutiara itu keatas bumi, maka mutiara itu dapat
menjerit dengan suara yang sangat keras sekali, dengan demikian maka
kawan-kawan kalian yang tersesat jalan dapat kembali kepada kalian.”
Kemudian Raja
Iskandar Zulkarnain masuk ketempat yang gelap itu bersama kelompok pasukan
pilihannya, mereka berjalan ditempat yang gelap itu selama 18 hari dan tidak
pernah melihat matahari maupun bulan, tidak pernah melihat siang maupun malam,
dan tidak melihat apa-apa kecuali gelap, sedangkan raja berjalan dengan
didampingi oleh Nabi Khidir AS. Di saat mereka berjalan, maka Allah SWT memberi
wahyu kepada Nabi Khidir AS, “Bahwa
sesungguhnya Ainul Hayat itu berada di sebelah kanan jurang dan Ainul Hayat itu
aku khususkan untuk kamu.” Setelah Nabi Khidir menerima wahyu tersebut,
kemudian beliau berkata kepada para sahabatnya “Berhentilah kalian ditempat kalian masing-masing dan janganlah kalian
tinggalkan tempat kalian hingga aku datang kepada kalian.”
Kemudian beliau berjalan menuju kesebelah
kanan jurang dan didapatinya oleh beliau sebuah Ainul Hayat yang dicarinya itu.
Kemudian Nabi Khidir turun dari kudanya dan langsung melepas pakaiannya dan
turun ke Ainul Hayat (sumber air kehidupan) tersebut, lantas beliau terus mandi
dan minum sumber air kehidupan tersebut. Dan dirasakan oleh Nabi Khidir bahwa
airnya lebih manis daripada madu. Setelah beliau mandi dan meminum air Ainul
Hayat tersebut, kemudian beliau keluar dari tempat itu dan menemui Raja
Iskandar Zulkarnain, sedangkan raja tidak tahu apa yang telah terjadi terhadap
Nabi Khidir yakni pada saat Nabi Khidir mandi dan meminum air Ainul Hayat.
Demikian sesungguhnya yang bermaksud mencari
Ainul Hayat adalah Raja Iskandar Zulkarnain, tetapi Allah SWT berkehendak lain.
Yang mendapat anugerah Allah SWT untuk hidup lama adalah Nabi Khidir AS.
Sedangkan menurut riwayat yang diceritakan oleh Wahab bin Munabbah, dia
berkata; “Bahwa Nabi Khidir adalah anak
dari bibi Raja Iskandar Zulkarnain.” Dan Raja Iskandar Zulkarnain keliling
di dalam tempat yang gelap itu selama 40 hari, tiba-tiba tampak oleh raja
sebuah sinar seperti kilat, maka terlihat oleh raja bahwa bumi yang berpasir
merah dan terdengar oleh raja suara gemericik dibawah kaki kuda.
Lalu raja bertanya kepada malaikar Rafa’il: “Suara apakah yang gemericik dibawah kaki
kuda ini.” Malaikat Rafai’il menjawab
“gemericik itu adalah suara sebuah benda
yang apabila seseorang mengambilnya, niscaya dia akan menyesal dan apabila
tidak mengambilnya niscaya akan menyesal juga.” Suara gemericik itu membuat
orang jadi penasaran, namun semua orang ragu-ragu dalam menentukan sikapnya,
mengambil benda itu atau tidak.
Kemudian diantara pasukan ada yang
mengambilnya namun hanya sedikit, setelah mereka keluar dari tempat yang gelap
itu, ternyata benda tersebut adalah yakut yang berwarna merah dan jamrut yang
berwarna hijau. Maka menyesallah pasukan yang mengambil benda itu karena
mengambilnya hanya sedikit, apalagi pasukan yang tidak mengambilnya pasti lebih
menyesal lagi. Kenapa mereka begitu bodoh tidak mengambil permata yang mahal
harganya itu. Demikianlah kisah asal mula Nabi Khidir berumur panjang yang
disarikan dari berbagai sumber.
Wallahua’lam bi sawwab….